Aku? Ah, Nggak Pentinglah... Membongkar Accismus dalam Dunia Pengetahuan
Halo, saya Zona Sosmed, pengamat dunia digital dan perilaku manusia. Pernah nggak sih ketemu orang yang bilang "Ah, aku nggak ngerti deh soal itu..." padahal dia jago banget di bidang itu? Atau mungkin, kamu sendiri yang sering begitu? Nah, bisa jadi itu namanya accismus.
Apa sih Accismus itu?
Accismus adalah sebuah gaya bahasa atau figur retorika di mana seseorang berpura-pura menolak sesuatu yang sebenarnya sangat diinginkan atau dibutuhkan. Dalam konteks pengetahuan, ini berarti seseorang merendahkan atau menolak klaim bahwa mereka memiliki pengetahuan atau keahlian tertentu, padahal sebenarnya mereka memilikinya.
Kenapa Orang Melakukan Accismus?
Ada banyak alasan kenapa seseorang melakukan accismus, terutama dalam hal pengetahuan:
- Kerendahan Hati Palsu (atau Asli): Mungkin orang tersebut memang rendah hati dan tidak ingin terlihat sombong atau membual. Mereka benar-benar merasa bahwa pengetahuan mereka belum seberapa.
- Mencari Pujian: Ini yang agak licik. Dengan merendahkan diri, mereka berharap orang lain akan memuji dan mengkonfirmasi pengetahuan mereka. "Ah, kamu mah jago banget kok!"
- Menghindari Tanggung Jawab: Kalau bilang nggak tahu, kan nggak perlu repot-repot menjelaskan atau membantu orang lain. Ini sering terjadi di dunia kerja.
- Merasa Tidak Aman: Mungkin mereka takut dinilai atau diuji pengetahuannya. Lebih baik merendah daripada ketahuan bodoh, kan?
Accismus dan Dunia Digital:
Di era digital ini, accismus semakin sering kita temui. Bayangkan saja, berapa banyak orang yang bilang "Aku nggak ngerti deh soal SEO..." padahal website mereka ranking 1 di Google? Atau "Aku nggak jago-jago amat soal desain..." padahal portofolio mereka bikin ngiler?
Statistik (Sedikit Ngasal Tapi Mungkin Benar): Sebuah survei *tidak resmi* yang saya lakukan di warung kopi menunjukkan bahwa sekitar 70% orang pernah melakukan accismus dalam hal pengetahuan, minimal sekali seumur hidup.
Dampak Accismus:
Meskipun terlihat sepele, accismus bisa berdampak negatif:
- Menghambat Pertumbuhan: Kalau terus-terusan merendahkan diri, kita jadi malas untuk mengembangkan pengetahuan.
- Menciptakan Ketidakpercayaan: Orang jadi ragu dengan kemampuan kita kalau kita selalu bilang nggak tahu.
- Menyebarkan Informasi yang Salah: Kalau kita menolak pengetahuan yang kita miliki, orang lain bisa salah paham.
Cara Mengatasi Accismus:
Kalau kamu merasa sering melakukan accismus, coba deh:
- Akui Pengetahuanmu: Jangan malu untuk mengakui bahwa kamu tahu sesuatu.
- Belajar Menerima Pujian: Nggak apa-apa kok kalau dipuji. Justru itu bisa jadi motivasi.
- Berbagi Pengetahuan: Jangan pelit ilmu. Semakin sering berbagi, semakin banyak yang kamu pelajari.
Kesimpulan:
Accismus adalah fenomena menarik yang sering kita jumpai dalam dunia pengetahuan. Meskipun kadang dilakukan tanpa sadar, penting untuk menyadari dampaknya dan berusaha untuk lebih jujur tentang kemampuan kita. Jadi, jangan pura-pura nggak tahu ya! Siapa tahu, pengetahuanmu bisa bermanfaat bagi orang lain.
Artikel Terkait
Doxa: Ketika Opini Jadi "Kebenaran" yang Menyesatkan
Doxa, opini yang dianggap kebenaran, seringkali menjebak kita. Mari kita bedah bahayanya dalam pencarian pengetahuan sejati!
Badiou: Menggugat Pengetahuan yang Kita Kira Tahu
Alain Badiou menantang kita untuk berpikir ulang tentang apa itu pengetahuan, kebenaran, dan bagaimana kita mencapainya.
Lachesism: Saat Hasrat Pengetahuan Bertabrakan dengan Batas Kemampuan
Pernahkah kamu merasa lelah belajar? Lachesism adalah rasa ingin tahu yang tak terpuaskan, tapi juga kesadaran akan keterbatasan pengetahuan kita.
Sensasi di Atas Segalanya: Mengulik Epistemologi Kaum Kirenaik
Kaum Kirenaik percaya bahwa sensasi langsung adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang pasti. Yuk, kita bedah lebih dalam!