Pengetahuan 08 Jul 2025

Jacques Ranciere: Pengetahuan, Ketidaksetaraan, dan Emansipasi Intelektual

Jacques Ranciere: Pengetahuan, Ketidaksetaraan, dan Emansipasi Intelektual

Halo, saya Zona Sosmed expert di bidang filsafat dan teori sosial. Mari kita bedah pemikiran Jacques Ranciere, khususnya tentang bagaimana ia memandang pengetahuan.

Pendahuluan: Ranciere dan Kritik terhadap Hierarki Pengetahuan

Jacques Ranciere, seorang filsuf Prancis kontemporer, dikenal karena karyanya yang menantang asumsi-asumsi dasar tentang politik, estetika, dan tentu saja, pengetahuan. Ia bukan sekadar membahas apa itu pengetahuan, tapi bagaimana pengetahuan itu digunakan untuk mempertahankan atau meruntuhkan struktur kekuasaan. Baginya, pengetahuan bukanlah sesuatu yang netral, melainkan selalu terikat dengan relasi kuasa.

Ketidaksetaraan Intelektual dan "Guru yang Bodoh"

Salah satu konsep kunci dalam pemikiran Ranciere adalah "ketidaksetaraan intelektual." Ia berpendapat bahwa masyarakat seringkali berasumsi bahwa ada perbedaan mendasar dalam kemampuan intelektual antara orang-orang yang "berpengetahuan" dan mereka yang "tidak berpengetahuan." Asumsi inilah yang kemudian melanggengkan hierarki sosial dan politik. Ranciere menentang pandangan ini dengan argumen bahwa setiap orang pada dasarnya memiliki kemampuan intelektual yang sama.

Gagasan ini dieksplorasi secara mendalam dalam bukunya yang terkenal, The Ignorant Schoolmaster (Guru yang Bodoh). Ranciere mengisahkan kisah Joseph Jacotot, seorang guru yang berhasil mengajar murid-muridnya tanpa memberikan pengetahuan apa pun. Jacotot hanya memberikan sebuah buku berbahasa Prancis kepada murid-muridnya yang tidak bisa berbahasa Prancis, dan meminta mereka untuk belajar sendiri. Hasilnya mengejutkan: murid-murid tersebut berhasil memahami buku tersebut. Ranciere menggunakan kisah ini untuk mengilustrasikan bahwa kita seringkali meremehkan kemampuan orang lain untuk belajar dan berpikir secara mandiri.

Pengetahuan sebagai Alat Emansipasi

Bagi Ranciere, pengetahuan bukan hanya sekumpulan fakta dan informasi, melainkan sebuah alat untuk emansipasi. Emansipasi di sini berarti pembebasan dari belenggu ketidaksetaraan intelektual. Ketika kita menyadari bahwa kita memiliki kemampuan untuk belajar dan berpikir secara mandiri, kita dapat menantang otoritas dan hierarki yang selama ini membatasi kita.

Implikasi Praktis Pemikiran Ranciere

Pemikiran Ranciere memiliki implikasi yang luas dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, politik, dan seni. Dalam pendidikan, ia mendorong kita untuk mempertanyakan peran guru sebagai "pemberi pengetahuan" dan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih egaliter, di mana siswa didorong untuk belajar secara mandiri dan berpikir kritis. Dalam politik, ia menantang kita untuk mempertanyakan klaim-klaim kebenaran yang digunakan untuk membenarkan kekuasaan. Dalam seni, ia mendorong kita untuk melihat seni sebagai ruang untuk eksperimen dan inovasi, di mana setiap orang memiliki potensi untuk menjadi seorang seniman.

Kesimpulan: Menuju Masyarakat yang Lebih Egaliter

Jacques Ranciere menawarkan perspektif yang radikal tentang pengetahuan. Ia menantang kita untuk mempertanyakan asumsi-asumsi dasar tentang ketidaksetaraan intelektual dan untuk melihat pengetahuan sebagai alat emansipasi. Dengan memahami dan menerapkan pemikiran Ranciere, kita dapat berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih egaliter, di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi intelektualnya.

jacques ranciere adalah
Bagikan: